Thursday, August 1, 2013

Walhi Tolak Pulau Buatan Pengembang



Kendati PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melalui PT Muara Wisesa Samudera telah mengantongi izin Lingkungan Hidup (AMDAL) atas pengembangan tahap I Pluit City seluas 160 hektar di depan garis pantai utara Jakarta, tidak menjadikannya bebas gugatan dan penolakan dari pegiat lingkungan hidup.

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Ubaidillah, mengatakan reklamasi berpotensi merusak ekosistem dan hidrologi di pantai utara Jakarta. Karena dari total 32 kilometer panjang pantai utara hanya tersisa 3 kilometer untuk kawasan mangrove.

"Padahal, mangrove justru berguna untuk mengatasi abrasi atau bahkan rob. Kalau menguruk laut itu otomatis bakal hancur. Terlebih tanpa ada upaya penghutanan atau penanaman mangrove di sepanjang pantai utara," ujarnya.

Seharusnya, lanjutnya, pesisir pantai utara sama sekali tidak boleh dikonversi demi alasan apa pun. Reklamasi hanya akan menimbulkan bencana ekologis, termasuk mempercepat intrusi air laut ke daratan.

Selain itu, penimbunan laut dengan jutaan kubik pasir juga akan mengubah pola sedimentasi sungai akibat perubahan garis pantai dan hidrologi. Potensi intensitas kegiatan di lokasi reklamasi, seperti kecepatan arus, akan meningkatkan tekanan terhadap ekosistem di sekitarnya.

"Namun, tak kalah penting dari semua hal itu adalah tergerusnya mata pencaharian dan kultur melaut nelayan yang telah turun temurun menyandarkan hidupnya pada aktifitas melaut," imbuh Ubaidillah.

Terkait hal tersebut, Corporate Secretary APLN, Justini Omas, memastikan, pihaknya tidak akan merusak lingkungan karena studi analisis mengenai dampak lingkungan dilakukan secara komprehensif. Jadi, tidak mungkin pulau buatan yang akan dikembangkan APLN berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan di sekitar pantai utara Jakarta.

"Itulah gunanya studi AMDAL, dan kami baru akan mengembangkan jika seluruh perizinan telah turun," tukas Justini kepada Kompas.com, di Jakarta, rabu (31/7/2013).

Mengenai perkampungan nelayan di sekitar lokasi pembangunan reklamasi, Justini menyatakan, pihak APLN akan mempertimbangkan apakah akan direlokasi dengan menempatkan para nelayan ke tempat baru atau justru membenahi perkampungannya.

Izin AMDAL Turun, Reklamasi Pluit City Oktober 2013



PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melalui PT Muara Wisesa Samudera boleh bernafas lega. Pasalnya, izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atas proyek Pluit City di depan garis pantai utara Jakarta, hari ini sudah turun. Dengan demikian, mereka tinggal menunggu izin reklamasi yang ditargetkan rampung setelah Lebaran. Bila semua perijinan keluar, APLN akan segera memulai pembangunan reklamasi pada Oktober 2013.

Direktur Keuangan APLN Cesar De La Cruz mengatakan, AMDAL yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan Hidup, sangat penting. AMDAL inilah yang menentukan apakah pembangunan reklamasi pantai utara Jakarta dapat dilakukan atau tidak.

"Dengan keluarnya AMDAL tersebut, maka kami tinggal menunggu ijin reklamasi. Sebelum akhir tahun, pembangunan reklamasi akan segera dimulai," ujar Cesar kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

APLN berencana menggarap mega proyek Pluit City seluas total 600 hektar di atas lahan reklamasi. Pluit City mencakup tiga pulau artifisial seluas masing-masing sekitar 160 hektar, 200 hektar dan 240 hektar.

Pembangunan tahap I akan dilakukan seluas 50 hektar. Di dalamnya terdapat properti residensial dan komersial yang menempati porsi 60 persen luas area pengembangan.

Biaya reklamasi, menurut hitung-hitungan Cesar, bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per meter persegi. Oleh karena itu, harga propertinya pun diproyeksikan jauh lebih tinggi ketimbang properti di lahan daratan, yakni sekitar Rp 28 juta per meter persegi. Pluit City sendiri telah diperkenalkan oleh Muara Wisesa Samudera sejak awal bulan Juli 2013.

Sebelum membangun pengurukan, APLN akan membenahi dan merelokasi kampung nelayan di sekitar lokasi pengembangan. Menurut Corporate Secretary APLN, Justini Omas, pihaknya belum mengetahui lokasi pengganti. Namun yang jelas, perkampungan nelayan akan ikut dibenahi.

APLN merupakan salah satu pengembang yang berpartisipasi dalam proyek pengurukan laut revitalisasi garis pantai utara Jakarta. Proyek ini membentang sepanjang 32 kilometer dengan lebar rata-rata 2 kilometer dan kedalaman 8 meter.

Mega proyek tersebut membutuhkan bahan urukan sebanyak 330 juta meter kubik pasir, sehingga menghasilkan lahan baru seluas 2.700 hektar. Sementara revitalisasi akan dilakukan pada area pantai lama seluas 2.500 hektar. Jika proyek ini rampung seluruhnya, maka berpotensi menampung tambahan populasi sebanyak 1,75 juta jiwa.


Pasar Mahasiswa Menggiurkan, APP Incar Lingkungan Kampus


Direktur Utama PT Adhi Persada Properti (APP) Ipuk Nimpuno mengatakan, ke depan perusahaannya semakin fokus pada pembangunan gedung high rise berupa apartemen, kawasan komersial, kompleks mixed use, serta kondotel. Perusahaan pengembang "plat merah" tersebut juga membidik satu profil tertentu, salah satunya menyasar lingkungan kampus untuk menyediakan tempat tinggal mahasiswa.

"Sekarang, yang sedang kami alami di Margonda adalah, penjualan hampir seperti jualan kacang. Langsung laku banyak," ujar Ipuk pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

"Karena peminatnya begitu besar, kita coba lokasi lain yang dekat sekolah (universitas) seperti di Malang, Surabaya, dan Bandung." ujarnya.

Ia mengatakan, baik pembangunan di Margonda (Depok), Malang, Surabaya, maupun Bandung, semuanya menyasar lingkungan perguruan tinggi. APP membidik pembangunan tempat tinggal untuk para mahasiswa. Saat ini, APP juga menyiapkan sebuah lahan berukuran satu hektar di Jawa Timur.

"Kami akan coba di Jember. Habis lebaran baru akan survei lokasi," tuturnya.

Ipuk mengatakan, APP juga tengah bersinergi dengan BUMN lainnya. Salah satunya Angkasa Pura. Dengan Angkasa Pura, APP akan membangun komplek kondotel, vila, hiburan, dan ritel di Bali bernama Sunset Road.

"Untuk Sunset Road, kita bekerja dengan Angkasa Pura. Proses sekarang akan membangun kondotel, di belakangnya ada vila," kata Direktur Keuangan dan Risiko APP M. Ziad Choirin.

Tidak hanya menjadi gedung hunian. Menurut Ziad, sama seperti properti lain yang dikembangkan APP, Sunset Road juga akan berkonsep mixed use.

"Kerja sama Sunset Road itu tender untuk investasi. Kita membangun selama tiga tahun untuk kondotel," timpal Ipuk.

Selain Bali, kerjasama dengan Angkasa Pura juga akan merambah wilayah Surabaya dan Jakarta, tepatnya di daerah bandara. Sayangnya, Ipuk belum bisa berkomentar banyak.

"Angkasa Pura akan membuat airport city, baik di Surabaya maupun di Jakarta. Apakah kita akan membangun hotelnya, belum pasti," kata Ipuk.

APP Ogah Bangun Rumah Subsidi



Agresifitas pengembang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam melakukan ekspansi demi mengejar keuntungan dengan membangun properti komersial, dianggap berbagai kalangan sangat memprihatinkan.

Menurut Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Setyo Maharso, BUMN seharusnya tidak terpaku mengejar keuntungan semata. BUMN harus juga menaruh perhatian lebih pada pemenuhan kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pasalnya, BUMN relatif lebih mudah mendapat pendanaan dan memperoleh lahan ketimbang pengembang swasta. Pernyataan tersebut ia sampaikan di Jakarta (22/7/2013).

Akan tetapi, Direktur Utama Adhi Persada Properti, Ipuk Nimpuno, beranggapan bahwa setiap perusahaan, tidak terkecuali BUMN tentu memiliki kesulitan dan kesempatannya masing-masing. Oleh karena itu, pihaknya masih fokus pada pembangunan properti komersial sesuai dengan regulasi UU BUMN Nomor 19 tahun 2003 yang mengharuskan setiap badan usaha milik negara mencetak profit.

"Orientasi APP saat ini memang pada pengembangan proyek-proyek properti komersial seperti apartemen, hotel dan kondotel. Kami mengejar profit dan pertumbuhan pendapatan. Untuk membangun rumah bersubsidi saat ini belum memungkinkan," tukas Ipuk kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Selain ketetapan rencana strategis, lanjut Ipuk, tipis peluang untuk membangun rumah bersubsidi. Untuk saat ini, APP belum akan membangun rumah subsidi, meski ke arah sana sudah direncanakan. Namun, dari segi bisnis, APP harus menumbuhkan kultur sebagai perusahaan dengan kemampuan mencetak pendapatan dan laba tinggi.

Jadi, Ipuk kembali menekankan, perusahaannya lebih memilih membangun hotel, kantor, dan apartemen yang dapat mendatangkan pendapatan dan keuntungan signifikan. Namun, menurutnya ada kemungkinan bahwa tahun depan perusahaannya akan mencari lahan bagi pembangunan rumah susun.

"Ya masih dipikirkan untuk arealnya. Tahun depan kami akan menaksir lokasinya," imbuh Ipuk.

APP, perusahaan yang baru berdiri pada 2002 dianggap sebagai perusahaan muda. Menurut Ipuk, perusahaan masih harus memperkuat diri karena dalam tahap perkembangan. Untuk mengukuhkan eksistensi tersebut, APP agresif membangun perkantoran, perumahan kelas atas, kelas menengah, dan apartemen.

Survei Terbaru: Di Kantor Berkonsep Modern, Kinerja Justru Menurun!


Sebuah kabar mengejutkan datang dari hasil studi arsitek-arsitek Gensler dan survey yang dilakukan oleh Survey Ruang Kerja Amerika Serikat 2013 (2013 US Workplace Survey). Kantor-kantor baru dengan berbagai teknologinya, serta konsep ruang terbuka (open space) ternyata justeru mengantar kantor-kantor di Amerika Serikat pada penurunan kinerja pegawai.

Seperti dilansir www.dezeen.com, Survey Ruang Kerja Amerika Serikat 2013 menemukan bahwa efektivitas ruang kerja di AS turun 6 persen sejak 2008. Survey tersebut menyebutkan, "Hari kerja yang semakin panjang, gangguan baru, dan usaha menurunkan biaya real estat mempengaruhi efektivitas ruang kerja di Amerika Serikat. Strategi untuk meningkatkan kolaborasi terbukti tidak efektif jika kemampuan fokus juga tidak dipertimbangkan".

Suara bising yang mengganggu, serta stimulan visual pada kantor-kantor berkonsep ruang terbuka merupakan alasan utama penurunan tersebut.

"Semakin Anda memadatkan orang di dalamnya, kemungkinan gangguan dari suara dan visual meningkat," kata Matthew Kobylar, pemimpin area praktik kantor regional Gensler.

Selama sepuluh tahun ini, para pemilik perusahaan mulai gencar memilih kantor-kantor berkonsep ruang terbuka untuk mengurangi biaya penyewaan atau pembelian ruang kantor. Dengan biaya yang sama, konsep ruang terbuka memungkinkan mereka mempekerjakan lebih banyak tenaga.

Sebenarnya, memiliki kantor berkonsep terbuka juga memiliki sisi positif, yaitu adanya kesempatan bagi para karyawan bersosialisasi dan berkolaborasi dalam bekerja. Sayangnya, Kobylar juga menyebutkan bahwa kolaborasi tidak berujung pada kinerja efektif karyawan.

"Hanya karena Anda bisa melihat rekan kerja Anda, tidak berarti Anda akan berkolaborasi dengan mereka," ujarnya.

Dia mengatakan, jika ruang kerja berkonsep terbuka "terlanjur" memberikan banyak gangguan pada para karyawan, sebenarnya ada solusi bisa diambil oleh perusahaan. Selain kubikal tempat para karyawan bekerja, perusahaan dapat menyediakan ruang kerja "kedua" di mana para pekerja dapat berkonsentrasi secara individu maupun berkelompok.

Bebas segala gangguan

Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, Facebook, dan Evernote sudah melakukan hal ini. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki berbagai jenis ruang kerja yang dapat digunakan oleh karyawan.

Namun, berbeda dari hasil survey di AS yang sudah dipaparkan sebelumnya, Principal Gensler Janet Pogue justeru mengungkapkan sebaliknya.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa kerja yang efektif dapat terjadi pada lingkungan terbuka maupun tertutup. Kantor tertutup sekali pun tidak seefektif pada 2008 lalu," kata Pogue.

Menurut Pogue, penurunan kinerja para karyawan justeru terjadi karena pola kerja karyawan tersebut. Polanya meliputi peningkatan multi-tasking serta pesatnya kemajuan teknologi yang menuntut sang karyawan selalu terhubung dengan internet dan informasi lewat email, telepon seluler, dan konferensi virtual. Dengan kata lain, ganguan dari teknologi mampu memalingkan karyawan dari fokus selama 24 jam.

Namun, Pogue tidak membantah seluruh hasil survey itu. Menurut dia, perusahaan-perusahaan yang memberikan ruang-ruang khusus bagi berbagai pekerjaan terbukti lebih unggul. Poque menekankan, untuk menggenjot kinerja, perusahaan-perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja di mana para perkerja dapat berpindah antara beberapa mode kerja.

"Merasa nyaman bekerja sendiri, atau berkolaborasi dengan kolega," ujarnya.

Ketika Animasi "Menyergap" Kantor Perbankan....


Baru-baru ini Frost design melengkapi desain ilustrasi untuk lingkungan kantor pusat call centre Commonwealth Bank, Melbourne, Australia. Benar-benar full animasi!

Bekerjasama dengan desainer interior Davenport Campbell, Frost Design ditugaskan membuat animasi untuk memperbarui ruangan bekerja para karyawan. Suasana baru ini harus bisa menginspirasi dan membuat karyawannya terlibat secara emosional.

Dibantu ilustrator asal New York, James Gulliver Hancock, Frost Design membuat beberapa
subtema dari tiap bidang pekerjaan, suasana santai dan bermain yang seolah menceritakan kisah kota dan penduduk Melbourne sehari-hari.

Dengan warna-warna meriah, konsep animasi ini melibatkan sentuhan budaya urban di tiap-tiap
ruangan karyawan. Bentuk "bahasa grafik" yang ikonik arsitektur Melbourne sangat memperkuat sentuhan ini.

Spanyol Siap Hancurkan Ribuan Proyek Mangkrak


Resesi yang melanda Eropa mengakibatkan beberapa negara mempertimbangkan penghancuran atas proyek-proyek properti mangkrak. Salah satu di antaranya Spanyol. Bahkan, Negara Matador ini sampai membentuk SAREB, sebuah unit usaha yang berfungsi mengelola aset properti perbankan Nasional.

Di Indonesia kita mengenal Perusahaan Penyelamat Perbankan Nasional (BPPN) yang bersalin rupa menjadi Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Nah, Sareb di Spanyol, lebih kurang berposisi dan memiliki fungsi yang sama.

Sareb menangani properti dari delapan kreditur, termasuk Bankia (BKIA) yang mengambil 41 miliar euro (Rp 557,9 triliun) dana bantuan negara dari pendanaan Eropa (semacam Bantuan Likuiditas Bank Indonesia/BLBI) guna membantu membersihkan sistem perbankan.

Menteri Perekonomian Spanyol, Luis de Guindos, mengatakan, dari para kreditur ini, Sareb mengambil alih sebanyak 200.000 aset. Termasuk 107.000 properti, 76.000 di antaranya merupakan rumah-rumah kosong.

Sekitar 680 juta euro (Rp 9,2 triliun) dari total 11,4 miliar euro (Rp 155,1 triliun) nilai properti yang masuk dalam daftar mereka merupakan pengembangan perumahan yang belum rampung. Untuk hal ini Sareb belum melakukan identifikasi apakah akan menghancurkannya atau tidak.

Mereka masih akan fokus "merobohkan" ketimbang menjualnya kembali melalui mekanisme lelang atas proyek-proyek tahap awal yang mungkin menimbulkan risiko keselamatan dan merusak tata kota.

Sektor properti Spanyol terus mengalami kemerosotan selama enam tahun masa resesi. Kinerja penjualan hunian jatuh ke angka 259.000 unit selama 2012 dari sebelumnya 736.000 unit pada masa booming properti tahun 2007.

Selain buruknya kinerja penjualan, harga properti pun melorot 30-35 persen. Situasi buruk ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga 5 tahun mendatang dengan kejatuhan harga mencapai 50 persen.

Anjloknya volume penjualan properti, dan pasokan berlebih hingga 2,27 juta unit rumah, termasuk 400.000 unit yang tengah dalam masa konstruksi akan mencegah pulihnya pasar properti Spanyol dalam waktu dekat.

Penting... Agar Oven Aman untuk Keluarga!


Punya oven di rumah? Atau, baru berniat membelinya? Baik berbentuk microwave oven atau konvensional, ketahuilah beberapa hal berikut supaya penggunaannya bisa lebih efektif, efisien, dan tentunya aman bagi keluarga.

- Lihat daya konsumsi listrik produk yang akan dibeli. Konsumsi besar bukan berarti daya memasak lebih baik.

- Gunakan microwave untuk memanaskan atau memasak makanan yang cepat matang agar hemat listrik. Makanan yang besar seperti ayam utuh lebih efisien dimasak secara konvensional.

- Kalau harus memanaskan makanan pada oven, panaskan dulu selama beberapa saat agar makanan bisa matang lebih cepat.

- Jangan memasukkan makanan dalam wadah tertutup seperti kaleng ke dalam microwave dan oven, karena bisa meledak.

- Saat memasak air, jangan sampai melewati titik didih karena bisa menciptakan ledakan.

- Minyak, seperti minyak zaitun tidak bisa panas merata di dalam microwave karena molekulnya kekurangan air. Sama dengan mentega beku yang molekul airnya terkunci dalam bentuk kristal.

- Jangan memasukkan metal pada microwave karena bisa berfungsi seperti antena yang akan memantulkan gelombang mikro dan menciptakan percikan api.

- Gunakan wadah yang tahan pada suhu tinggi dan aman digunakan untuk microwave, serta berlabel microwave free.

- Jangan sembarang membetulkan microwave dan oven jika ada masalah. Peranti ini memiliki sirkuit yang kompleks dan sensitive sehingga harus ditangani dengan tepat agar tidak berbalik membahayakan. (Maria Jacyn)

Sehat dengan Ruang Makan yang Tepat


Cara makan, cara mengunyah, dan aspek psikologis ternyata memiliki pengaruh bagi kesehatan tubuh. Gaya hidup yang serba cepat dipercaya mengganggu pola makan dan menimbulkan penyakit.

Dulu, pola hidup masyarakat lebih teratur. Acara makan bersama seluruh anggota keluarga merupakan hal yang wajib dilakukan. Ada baiknya kita mengembalikan pola tersebut demi kesehatan. Untuk itu, coba anda perhatikan kondisi ruang makan dalam rumah.

Ritual makan sebaiknya dilakukan dengan benar, tanpa diganggu oleh aktivitas lain. Jika ruang makan dan ruang keluarga menyatu, ada kemungkinan perhatian anda terpecah oleh tayangan televisi. Bukan tak mungkin anak-anak Anda malah memilih untuk menonton di depan TV.

Buat batas antara ruang makan dan ruang keluarga agar kegiatan makan tak terganggu. Tak perlu berupa dinding masif, yang penting anda dapat memastikan bahwa perhatian anda tak teralihkan pada hal lain selama makan.

Kalau tak memungkinkan, pastikan saja bahwa posisi duduk selama makan membelakangi TV. Lebih mudahnya, matikan televisi selama makan.

Ubah kegiatan makan menjadi semacam ritual bersama. Selain mampu melatih diri menjadi disiplin, kesehatan pun lebih terjaga.

Tak percaya? Buktikan saja!

(Putri Dwimirnani)

Hard Rock Hotel Pertama di Eropa, Beroperasi Mei 2014



Tak selamanya Eropa unggul dalam segala hal. Benua yang identik dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya adiluhung, ternyata baru akan memiliki Hard Rock Hotel pada Mei 2014 mendatang. Sementara Indonesia, merupakan negara pertama di Asia yang dimasuki Hard Rock Hotel lebih dari satu dekade silam.

Adalah pengembang Palladium Hotel Group yang akan membawa brand hotel ikonik yang terinspirasi dunia musik tersebut. Mereka membangun Hard Rock Hotel di Pulau Ibiza, Spanyol. Selain membangun properti baru, kelompok usaha ini juga akan merenovasi hotel eksisting, Fiesta, dan meleburkan menjadi Hard Rock Hotel Ibiza.

Direktur Pembangunan Hard Rock International, Josh Littman, mengatakan, Hard Rock Hotel Ibiza akan melengkapi kehadiran 32 gerai Hard Rock Cafe di Eropa selama40 tahun.

"Kami berharap dapat membangun Hard Rock Hotel pertama di wilayah ini," kata Josh Littman.

Hard Rock International yang berbasis di Orlando, Florida, membuka gerai pertamaHard Rock Cafe di London pada tahun 1971 sebelum memperluas jaringannya secara global. Hingga kini, mereka memiliki174 properti yang tersebar di 54 negara. Termasuk 138 kafe, 17 hotel dan tujuh kasino yang menampilkan koleksi terbanyak memorabilia musik dunia.

Hard Rock Hotel Ibiza sendiri akan mencakup restoran, ruang belanja dan hiburan yang dilengkapi dengan pertunjukan disk jockey.

"Hard Rock Hotel akan menjadi sinergi yang sempurna dengan atmosfer Ibiza sebagaipusat budaya terkenal untuk musik,dansa dan hub berkumpulnya seniman internasional," kata Josh.

China Tunda Pembangunan Gedung Tertinggi di Dunia


Sky City, gedung setinggi 838 meter yang akan dibangun beberapa hari mendatang di Changsha, China bagian tengah terpaksa ditunda. Penundaan tersebut terkait masalah keamanan dan perizinan bangunan.
Kantor berita Xinhua melaporkan, sama seperti bangunan-bangunan lain yang baru dibangun di China saat ini, Sky City juga rencananya akan dibangun dalam tenggat kerja singkat. Gedung yang didapuk sebagai gedung tertinggi di dunia tersebut ditunda pasca mengemukanya sejumlah kritikan terkait keamanan proses pengerjaan, serta ketiadaan izin pemerintah.
Pelaku industri memiliki pandangan sendiri seputar penangguhan, atau penundaan pembangunan gedung tersebut. Kepala Tshinghua Urban Design Institute Beijing, Yin Zhi mengatakan, "Teknik yang digunakan Board Group tidak ada duanya di dunia, selain itu anggaran yang mereka janjikan juga sangat rendah. Mereka bisa memiliki teknologi yang sangat hebat, atau mereka berbohong. Mereka berjudi. Jika mereka menang, mereka akan mengubah sejarah arsitektur dunia, namun itu kesempatan satu berbanding sejuta."
Namun, kenyataan di lapangan menyebutkan, Sky City yang akan dibangun Board Group sudah melaksanakan pemancangan batu pertama. Teknologi konstruksi yang akan mereka gunaka memungkinkan terjadinya efisiensi energi dan hemat waktu.

Menanggapi hal ini, Yin berkomentar miring, "Mereka mengatakan bahwa mereka melindungi properti intelektual dalam teknik mereka, jadi mereka belum membagi proses bangunan dengan perusahaan lain di industri. Tapi mereka belum mendapat sertifikasi yang benar dari pemerintah."
Sementara itu, jika bangunan ini resmi berdiri, akan lebih tinggi dari Burj Khalifa di Dubai. Di dalamnya akan terdapat berbagai kebutuhan seperti sekolah, rumah sakit, ruang kantor, 17 helipad, dan apartemen yang berkapasitas 30.000 orang.

Nio Yantony: Pikko Incar Proyek dan Pengembang Besar


Nama Pikko Group mencuat tatkala mengakuisisi PT Royal Oak Development Tbk (RODA) akhir tahun 2011 dengan nilai Rp 26,88 miliar. Emiten properti tersebut kemudian bersalin rupa menjadi PT Pikko Land Development Tbk.

Dengan nama baru ini, Pikko lebih agresif melakukan ekspansi. Tak hanya mengembangkan properti sendiri, juga berkolaborasi dengan beberapa pengembang besar. Sebut saja Agung Podomoro Group, Lippo Group, Dua Mutiara Group, Istana Group dan Sahid Group.

Sejak berdirinya pada 1982 hingga kini, Pikko memiliki lebih kurang 30 portofolio properti berbagai jenis yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Portofolio tersebut antara lain Sahid Sudirman Residence, Sudirman Park, Hampton's Park Golf View, dan Maple Park Golf View. Sementara The Plaza Semanggi, Thamrin City, Pluit Village, Tamini Square, Grand Mall Bekasi, Palembang Square, Plaza Medan Fair, Pasar Baru Bandung merupakan portofolio hasil kerjasama dengan pengembang lain.

Siapa di balik agresivitas Pikko? Dia tak lain adalah Nio Yantony. Posisinya sebagai Presiden Direktur, memungkinkan Nio melakukan langkah-langkah bisnis strategis. Di antaranya mengincar para pemegang lahan (land owner).

Terbukti, dengan strategi tersebut, saat ini total kapitalisasi pasar (market capitalization) Pikko sudah mencapai angka Rp 5,7 triliun. Tidak termasuk tabungan lahan yang belum dikembangkan seluas lebih kurang 40 hektar di lokasi-lokasi premium.

"Kami akan mengambil setiap peluang, termasuk bila ada yang menawari lahan di lokasi-lokasi incaran dengan proyeksi profit potensial," ujar Nio Yantony kepada Kompas.com, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Koleksi lahan, merupakan salah satu strategi bisnis yang mereka tempuh. Dengan tabungan lahan yang cukup di berbagai lokasi premium, Pikko dapat memproyeksikan konsep, keuntungan, pay back periode dan lain-lain lebih mudah dan pasti. Dari total 40 hektar cadangan lahan tersebut, 26 hektar di antaranya berada di Kemayoran, Jakarta Pusat, 4 hektar di Kawasan Sudirman, 5 hektar di Bekasi Barat, sisanya di beberapa kota lainnya.

Strategi lainnya yang kian meneguhkan eksistensi mereka adalah menjalin aliansi dengan pengembang besar. "Kami memiliki keyakinan, sebuah proyek berpotensi lebih berkembang bila dikerjasamakan dengan pengembang besar, maka kami putuskan untuk berkongsi. Dengan bekerjasama, risiko dan keuntungan dapat dibagi," jelas Nio.

Dalam setiap proyek kerjasama dengan pengembang besar, porsi Pikko bukanlah mayoritas. Sebaliknya, bukan pula hanya "ban serep" pelengkap. Pikko akan mengambil peran lebih dengan proyeksi signifikan. Pola kerjasama seperti ini, aku Nio, lebih menguntungkan.

Pikko akan mengambil peran sebagai leader bila pihak kedua yang diajak kerjasama memiliki kemampuan dan level setara. Sebut saja untuk proyek Sahid Sudirman Center. Ini merupakan proyek perkantoran jangkung pertama setinggi 52 lantai, di mana Pikko menjadi pemimpin. Mitra strategis yang terlibat dalam proyek ini adalah Sahid Group dan Dua Mutiara Group.

Selain Sahid Sudirman Center, saat ini, Pikko tengah mengerjakan Signature Park Grande di kawasan Cawang, dengan luas lahan 4 hektar, dan Botanica Garden Residence di Simpruk, Jakarta Selatan. Total belanja modal tahun 2013 sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun.

Sedangkan untuk pengembangan ke depan (future development), merekabersiap merealisasikan tiga proyek baru. Dua di antaranya dikembangkan tahun ini. Ketiga proyek tersebut adalah Menteng 37 di Jakarta Pusat, apartemen di Bekasi Barat, dan Grand Kemayoran di Jakarta Pusat. Selain itu, mereka juga tengah mematangkan lahan di kawasan Sudirman yang akan dijadikan perkantoran dan apartemen.

Menteng 37 merupakan apartemen mewah dengan jumlah terbatas. Harga penawaran perdana di atas Rp 30 juta per meter persegi. Sedangkan apartemen di Bekasi Barat berklasifikasi menengah dengan harga penawaran dimulai dari Rp 14 juta per meter persegi. Kebutuhan dana untuk membangun dua proyek pertama sebesar Rp 1 triliun.

Sedangkan Grand Kemayoran merupakan nama sementara untuk proyek di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ini merupakan superblok yang membutuhkan investasi besar dan pengembangan jangka panjang. Di dalamnya terdapat beberapa blok peruntukan residensial vertikal, blok perkantoran dan blok pusat belanja serta blok hotel dengan klasifikasi bintang 4 dan lima.

Gazebo, Tempat Paling Asyik di Hari Raya


Betapa tidak. Jika tidak di dekat area rindang atau dinding rumah yang teduh, gazebo kerap dibangun di sudut luar bangunan rumah yang terkesan "mojok" sendiri, jauh dari keramaian. Alhasil, suasana yang muncul sangat privasi, baik di halaman rumah, samping kolam renang, atau di atas kolam ikan dan taman.

Banyak pilihan gaya jika Anda menginginkan kehadiran gazebo di rumah. Simak berikut ini:

Tradisional

Dengan dominasi bahan utamanya adalah kayu, bambu, atau rotan, konsep gazebo di sini menganut bentuk gazebo di pedesaan-pedesaan tradisional Indonesia seperti arsitektur Bale Bengong khas Bali, Rumah Joglo ciri khas Jawa Tengah, atau rumah panggung ala Bugis.

Tak heran, kini di hotel mewah atau restoran pun seringkali terdapat gazebo tradisional sebagai daya tariknya. Material kayu yang digunakan pun variatif seperti jati, nangka, bahkan batang kelapa. Berhias motif unik, baik pahat atau ukir, atapnya kerap memakai atap sirap, jerami, atau genteng tanah liat modern

Modern Klasik Eropa
Di Eropa, seperti Perancis atau Inggris, gazebo kerap dibangun di area taman yang penuh warna-warni bunga. Ciri-ciri perpaduan nuansa moderen dan klasik gazebo ini adalah penggunaan pilar-pilar berukuran besar dan atap model kubah.

Dibangun kokoh dengan pondasi beton, permukaan gazebo ini biasanya rata atau flat dengan tanah. Atapnya kerap menggunakan kaca, umumnya dihiasi dengan lantai mozaik warna-warni.

Nah, tertarik membangun gazebo? Bisa dibayangkan, betapa nikmatnya kala siang panas seperti saat kemarau ini Anda dan keluarga asyik bersantai di gazebo yang sejuk di halaman rumah atau teras belakang rumah Anda!

Terlilit Kasus, Miliarder Ini Tak Henti Belanja Properti Mewah


Meski sedang tersandung masalah legal dan dituduh jaksa penuntut umum terlibat dalam kasus perdagangan ilegal, salah satu miliarder beken asal Amerika Serikat, Steve Cohen, tetap menjalankan hobinya; berbelanja properti mewah.

Siapa Steve Cohen? Dia merupakan pendiri SAC Capital Advisors dengan kekayaan sebesar 9,3 miliar dollar AS (Rp 95,3 triliun).

Cohen mengoleksi sejumlah properti mewah, mencakup tempat tinggal utamanya, sebuah rumah besar seluas 5,6 hektar di Greenwich, Connecticut, yang ia beli seharga 14,8 juta dollar AS (Rp 151 miliar) pada tahun 1998. Rumah ini dilengkapi lapangan basket dan lapangan golf dua lubang.
Selain itu, Cohen juga penggemar berat kawasan liburan favorit para elit sektor keuangan, yakni Hamptons, New York. Awal tahun ini, ia dikabarkan membayar 60 juta dollar AS (Rp 615 miliar) untuk area seluas 10.000 kaki persegi di salah satu spot paling ideal, Further Lane. Di sini terdapat rumah tua seharga 18 juta dollar AS (Rp 184,6 miliar) yang ia beli tahun 2007. Walau tua, rumah ini memiliki fasilitas lapangan tenis dan kolam renang.
Tak cukup sampai di situ, Cohen juga mengoleksi sebuah rumah bandar (town house) seluas 10.000 kaki persegi yang dibelinya pada 2012 senilai 38,8 juta dollar AS (Rp 397 miliar). Sementaratownhouse-nyasedang dalam renovasi, ia menyewa tempat tinggal sementara berupa apartemen mewah di Abingdon, West Village.
Ketegaran Cohen terus berlanjut. Pada bulan Maret lalu, tak lama setelah SAC setuju membayar denda 616 juta dollar AS (6,3 triliun) kepada SEC (tanpa mengakui kesalahan), ia membeli lukisan Le Reve karya Pablo Picasso senilai 155 juta dollar AS (Rp 1,5 triliun).

BTN "Tantang" Pengembang Tambah Pasokan Rumah Murah


PT BTN berharap adanya tambahan pasokan rumah bersubsidi atau rumah murah melalui skema program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahaan (FLPP). Penambahan tersebut untuk memenuhi target penjualan hingga 2013 nanti yang mencapai 120.000 unit.

"Berat untuk bisa mencapai target pembiayaan rumah FLPP sekitar 120.000 unit suplai dari pengembang masih sedikit. Untuk itu kami berharap pengembang bisa menambah pasokan rumah FLPP," kata Direktur Keuangan BTN Saut Pardede seusai melepas peserta mudik BTN 2013 di Jakarta, Kamis (1/8/2013).

Saut mengatakan, realisasi pembiayaan rumah FLPP hingga Juni 2013 ini hampir mencapai 40.000 unit dengan nilai sekitar Rp 3 triliun. Untuk mengejar target hingga akhir tahun sebanyak 120.000 unit, lanjut Saut, BTN akan merealisasikan pembiayaan rumah FLPP berapapun pasokan yang disiapkan pengembang.

"Tidak ada masalah, BTN siap. Berapapun pasokannya, kami siap menampungnya," kata Saut.

Di atas Rp 90 juta

Sementara itu, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan, minimnya pasokan rumah FLPP dari pengembang karena masalah harga yang tidak sesuai. Saat ini, harga rumah FLPP sekitar Rp 88 juta, sementara harga rumah FLPP yang realistis menurut pengembang harus di atas Rp 90 juta.

"Mereka (pengembang) bukan dinas sosial, harus ada untung juga. Saat ini harga tanah sudah naik, tetapi harga rumah FLPP hanya Rp 88 juta. Nah, kenapa pasokan rumah FLPP sedikit, kendalanya memang pada harga," jelas Setyo.

Dia mengatakan, saat ini pengembang tetap melakukan pembangunan rumah bersubsidi yang harganya di atas Rp 90 juta. Rumah murah dengan patokan harga itu juga masih banyak diminati masyarakat.

Terkait kondisi makro ekonomi, Saut memprediksi tekanan terhadap rupiah dan naiknya inflasi akan membuat perbankan merubah target ekspansi kreditnya hingga akhir tahun ini. Terlebih jika Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate).

"Tentu situasi sekarang akan berdampak pada bisnis perbankan. Untuk bunga KPR khususnya rumah murah BTN tidak akan naikkan, yang naik hanya pada kredit komersial," katanya.

Sementara itu, Saut menambahkan, BTN saat ini lebih memilih mengurangi margin atau keuntungan dibandingkan harus menaikkan suku bunga kredit secara drastis. Kenaikan suku bunga kredit diyakini bisa menimbulkan masalah NPL (non performing loan) bagi perbankan.

"Jadi, daripada NPL yang naik, lebih baik kami kurangi marginnya," tambah Saut.