Gucimas Pratama adalah merek dagang terdaftar, bergerak dalam bidang jasa pemberantas dan pengendali hama yang merusak serta mengganggu kesehatan penyakit menular. Gucimas Pratama didukung oleh para operator yang kemampuan keilmuan tentang pemberantas hama. Gucimas Pratama berdiri sejak tahun 1985 dengan nama PT. Guci Emas Pratama di Jakarta dengan Akte Notaris Adlan Yulizan, SH No. 49 tahun 1985.
Thursday, August 1, 2013
Survei Terbaru: Di Kantor Berkonsep Modern, Kinerja Justru Menurun!
Sebuah kabar mengejutkan datang dari hasil studi arsitek-arsitek Gensler dan survey yang dilakukan oleh Survey Ruang Kerja Amerika Serikat 2013 (2013 US Workplace Survey). Kantor-kantor baru dengan berbagai teknologinya, serta konsep ruang terbuka (open space) ternyata justeru mengantar kantor-kantor di Amerika Serikat pada penurunan kinerja pegawai.
Seperti dilansir www.dezeen.com, Survey Ruang Kerja Amerika Serikat 2013 menemukan bahwa efektivitas ruang kerja di AS turun 6 persen sejak 2008. Survey tersebut menyebutkan, "Hari kerja yang semakin panjang, gangguan baru, dan usaha menurunkan biaya real estat mempengaruhi efektivitas ruang kerja di Amerika Serikat. Strategi untuk meningkatkan kolaborasi terbukti tidak efektif jika kemampuan fokus juga tidak dipertimbangkan".
Suara bising yang mengganggu, serta stimulan visual pada kantor-kantor berkonsep ruang terbuka merupakan alasan utama penurunan tersebut.
"Semakin Anda memadatkan orang di dalamnya, kemungkinan gangguan dari suara dan visual meningkat," kata Matthew Kobylar, pemimpin area praktik kantor regional Gensler.
Selama sepuluh tahun ini, para pemilik perusahaan mulai gencar memilih kantor-kantor berkonsep ruang terbuka untuk mengurangi biaya penyewaan atau pembelian ruang kantor. Dengan biaya yang sama, konsep ruang terbuka memungkinkan mereka mempekerjakan lebih banyak tenaga.
Sebenarnya, memiliki kantor berkonsep terbuka juga memiliki sisi positif, yaitu adanya kesempatan bagi para karyawan bersosialisasi dan berkolaborasi dalam bekerja. Sayangnya, Kobylar juga menyebutkan bahwa kolaborasi tidak berujung pada kinerja efektif karyawan.
"Hanya karena Anda bisa melihat rekan kerja Anda, tidak berarti Anda akan berkolaborasi dengan mereka," ujarnya.
Dia mengatakan, jika ruang kerja berkonsep terbuka "terlanjur" memberikan banyak gangguan pada para karyawan, sebenarnya ada solusi bisa diambil oleh perusahaan. Selain kubikal tempat para karyawan bekerja, perusahaan dapat menyediakan ruang kerja "kedua" di mana para pekerja dapat berkonsentrasi secara individu maupun berkelompok.
Bebas segala gangguan
Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, Facebook, dan Evernote sudah melakukan hal ini. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki berbagai jenis ruang kerja yang dapat digunakan oleh karyawan.
Namun, berbeda dari hasil survey di AS yang sudah dipaparkan sebelumnya, Principal Gensler Janet Pogue justeru mengungkapkan sebaliknya.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa kerja yang efektif dapat terjadi pada lingkungan terbuka maupun tertutup. Kantor tertutup sekali pun tidak seefektif pada 2008 lalu," kata Pogue.
Menurut Pogue, penurunan kinerja para karyawan justeru terjadi karena pola kerja karyawan tersebut. Polanya meliputi peningkatan multi-tasking serta pesatnya kemajuan teknologi yang menuntut sang karyawan selalu terhubung dengan internet dan informasi lewat email, telepon seluler, dan konferensi virtual. Dengan kata lain, ganguan dari teknologi mampu memalingkan karyawan dari fokus selama 24 jam.
Namun, Pogue tidak membantah seluruh hasil survey itu. Menurut dia, perusahaan-perusahaan yang memberikan ruang-ruang khusus bagi berbagai pekerjaan terbukti lebih unggul. Poque menekankan, untuk menggenjot kinerja, perusahaan-perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja di mana para perkerja dapat berpindah antara beberapa mode kerja.
"Merasa nyaman bekerja sendiri, atau berkolaborasi dengan kolega," ujarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment